#1Puan1Pekan Chanel Miller

Tangkapan Layar video Chanel Miller dalam TIME 100


Chanel Miller pertama dikenal anonim sebagai Emily Doe dalam kasus pelecehan seksual di Universitas Stanford, AS oleh Brock Tunner. Victim impact statement yang dia tulis dan bacakan di pengadilan dapat 11 juta pembaca dalam 4 hari di BuzzFeed.

Even if the sentence is light, hopefully this will wake people up. I want the judge to know that he ignited a tiny fire. If anything, this is a reason for all of us to speak even louder," demikian pernyataan Miller ketika memberikan izin eksklusif pemuatan surat tersebut kepada BuzzFeed.

Sebelum membaca surat itu pada 3 Juni 2016, saya sudah mengikuti kasus pelecehan ini dan kecewa saat Tunner hanya diputus 6 bulan penjara. Dan, benar saja, surat itu bisa memantik api, tapi bukan nyala yang kecil. Surat Miller menimbulkan gelombang protes besar di tengah gerakan Meetoo yang mulai bermunculan. Pada 2018, hakim yang memutus kasus tersebut akhirnya diberentikan.

Usaha Miller agar suaranya terdengar meskipun bertahun-tahun berlindung dalam anonimitas, berhasil mengubah banyak kebijakan terhadap kasus-kasus pelecehan seksual di kampus.

Pada 2019, buku memoarnya yang berjudul Know My Name diterbitkan. Seperti judul bukunya, dia ingin semua orang yang mengikuti kasusnya tahu nama dan wajahnya. Tidak ada lagi Emily Doe yang ada adalah perempuan penyintas pelecehan seksual yang berani berbagi trauma untuk terus menularkan semangat kepada korban-korban lain. Karier Miller sebagai penulis serta seniman pun terbentang cerah setelah buku pertamanya masuk daftar no. 4 The New York Times Best Seller dan no. 14 dalam daftar USA Today Best Selling Books.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Joko Pinurbo dan Makna Rumah dalam Personifikasi Kulkas, Ranjang dan Celana

Rahim dan Kepahitan Perempuan dalam Patiwangi Karya Oka Rusmini

Puisi-puisi Norman Erikson Pasaribu dan Pentingnya Keragaman dalam Sastra Indonesia