Postingan

Menampilkan postingan dengan label ulasan

Pertobatan Saras Dewi dalam Bungkus Puisi

Gambar
Judul : Kekasih Teluk Pengarang : Saras Dewi Penerbit : PBP Publishing / PWAG Indonesia Cetakan : Pertama Maret 2017 Editor : Olin Monteiro Kata Pengantar : Joko Pinurbo Pertobatan sifatnya personal. Tidak ada yang bisa memaksa sesorang bertobat, kecuali dirinya sendiri. Pertobatan biasanya diawali kesadaran akan kesalahan atau dosa yang telah diperbuat. Menyusul kemudian penyesalan. Tidak cukup sampai di situ, pertobatan seharusnya disertai usaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Dalam buku kumpulan puisi keduanya  Kekasih Teluk , Saras Dewi menarasikan pertobatannya. Seperti layaknya sebuah pertobatan, narasi yang muncul dalam 60 puisi ini memang personal. Namun di antara kata-kata yang sederhana, personifikasi alam yang mengena, dan deskripsi rasa yang apa adanya, pembaca tetap bisa menemukan dirinya, merasakan kekecewaan, penyesalan, dan mungkin saja pada pertobatan pribadinya. Saras Dewi adalah seorang aktivis lingkungan hidup. Pengajar di Jurusa...

Rahim dan Kepahitan Perempuan dalam Patiwangi Karya Oka Rusmini

Gambar
Judul : Patiwangi Pengarang : Oka Rusmini Penerbit : Bentang Budaya Cetakan : Pertama, Juli 2003 Pemeriksa Aksara : Yayan R.H., Heni Purwaningsih Penata Aksara : Sugeng D.T. Oka Rusmini merupakan sedikit dari sekian penulis yang berhasil menguasai tiga bentuk fiksi: novel, cerpen, dan puisi. Perempuan Bali yang lahir di Jakarta, 11 Juli 1967 ini dikenal pertama kali lewat novel Tarian Bumi pada tahun 2000. Novel yang sarat dengan budaya Bali ini menjadi ciri khas karya-karya Oka dalam bentuk lain: cerpen dan puisi. Pada tahun 2003, novel ini mendapat Penghargaan Penulisan Karya Sastra 2003 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (dulu Pusat Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  Dalam  Ensiklopedia Sastra Indonesia disebutkan,  Tarian Bumi dianggap sebuah babak baru penulisan prosa panjang di Indonesia yang menampilkan tokoh-tokoh perempuan berbeda dibandingkan penggambaran yang pernah ada dalam khazanah sastra sebelumnya, yaitu...

Joko Pinurbo dan Makna Rumah dalam Personifikasi Kulkas, Ranjang dan Celana

Gambar
Judul : Pacar Senja: Seratus Puisi Pilihan Pengarang : Joko Pinurbo Penerbit : Grasindo Cetakan : Pertama, 2005 Penyunting : Pamusuk Eneste Kata Penutup : Ayu Utami Bila kita membaca Pacar Senja karya Joko Pinurbo, seperti membaca narasi panjang tentang rumah dari kacamata penyair yang biasa disapa Jokpin ini. Sajak yang terkumpul dalam antologi ini memiliki rentang penciptaan yang panjang dari tahun 1980 hingga 2004. Paling banyak puisi bertahun 1996, 2001, dan 2003, masing-masing 14 puisi. Selain itu ada 13 puisi bertahun 1999, 10 puisi di 2002, dan sembilan puisi di tahun 2000. Tahun 1997 ada tiga puisi, tahun 1990 dan 1995 ada dua puisi. Jokpin memasukan masing-masing satu puisi yang bertahun 1980, 1989, 1991, 1994, dan satu puisi bertahun 2002/2003. Total ada 100 puisi dalam buku ini. Kecuali puisi "Layang-layang" (1980) dan "Pohon Bungur" (1990) yang belum pernah dipublikasikan, 98 karya lain pernah dipublikasikan dalam antologi Celana ...

Masokhisme dalam Religi: Ulasan Buku Santa Rosa Karya Dorothea Rosa Herliany

Gambar
Judul: Santa Rosa Pengarang: Dorothea Rosa Herliany Penerbit: Indonesia Tera, Magelang Cetakan Pertama, 2005, 128 halaman Penyunting & Penerjemah: Harry Aveling Pengantar: Toeti Heraty Penutup: Dami N. Toda Santa Rosa merupakan buku kumpulan puisi Dorothea Rosa Herliany yang terakhir. Buku terbarunya  Isinga: Roman Papua , merupakan prosa. Kemampuan Rosa sebagai penulis mendapat pengakuan pada kedua karya tersebut. Ia menjadi orang pertama yang memenangi kedua kategori Kusala Sastra Khatulistiwa, prosa dan puisi, dengan Santa Rosa  pada 2006 dan Isinga  pada 2015. Selain dua buku tersebut Rosa menerbitkan kumpulan puisi Nyanyian Gaduh (1987), Matahari yang Mengalir (1990), Kepompong Sunyi (1993), Nikah Ilalang (1995), Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999), dan Kill the Radio ( Sebuah Radio, Kumatikan ; edisi dwibahasa, 2001). Ada pula dua buku kumpulan cerpen Blencong (1995) dan  Karikatur dan Sepotong Cinta (1996). Sama seperti b...

Marlina: Lakon Perempuan yang Kurang Tergarap

Gambar
Sumber: http://marlinathemurderer.com/gallery/ Saat menonton film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak di bioskop, saya merasa sedang berada di gedung teater, melihat lakon yang berkisah tentang keperkasaan perempuan. Gerak kamera statis, latar alam memukau, editing monoton, dan alur yang sangat linier, membuat saya menangkap kesan itu. Saya menunggu-nunggu film ini untuk bisa ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia. Marlina merupakan film hasil kerjasama dengan Yayasan Cinemas du Monde, Kementrian Komunikasi dan Kebudayaan, dan Kementrian Luar Negeri Perancis serta beberapa negara (Perancis, Malaysia, Singapura, dan Thailand). Sebelum resmi tayang di Indonesia, film dengan  dengan judul internasional  Marlina the Murderer in Four Acts ini wara-wiri di sejumlah festival film internasional, seperti Festival Film Cannes, New Zealand International Film Festival, Melbourne Film Festival, dan Toronto International Film Festival. Membaca berita-berit...

Bagaimana Kalau Chairil Anwar itu Perempuan? Ulasan Lakon Perempuan-perempuan Chairil

Gambar
Mari berandai-andai! Bagaimana kalau Chairil Anwar itu perempuan? Apakah 68 tahun setelah kematiannya akan ada sebuah lakon dengan judul Para Laki-laki Chairil? Apakah memiliki banyak pasangan akan sama “jantan”-nya jika itu dilakukan oleh seorang penyair perempuan? Chairil dan Ida dalam lakon  Perempuan-perempuan Chairil. (kredit foto: Image Dynamics ) Dalam lakon empat babak yang disutradarai Agus Noor ini, diceritakan hubungan Chairil dengan empat perempuan yakni Ida, Sri, Mirat dan Hapsah. Empat perempuan yang menggambarkan sosok perempuan pada zaman perang kemerdekaan sekitar tahun 1940. Ida Nasution yang diperankan oleh Marsha Timothy adalah mahasiswi, penulis yang hebat, pemikir kritis dan bisa menyaingi intelektualisme Chairil ketika mereka berdebat. Sri Ajati yang diperankan oleh Chelsea Islan, juga seorang mahasiswi dan penyiar radio, bergerak di tengah pemuda-pemuda hebat pada zamannya. Ikut main teater, jadi model lukisan, gadis ningrat y...