Film Hujan Bulan Juni: Perayaan Puisi Anak Zaman Now
Apresiasi terhadap karya sastra bisa dilakukan dengan barbagai cara. Membuatnya menjadi film seperti menjadi bentuk apresiasi tertinggi karena bentuk film memiliki jangkauan lebih luas dan menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Ujung-ujungnya duit? Ya begitulah kalau berbicara tentang industri. Apalagi industri film yang sudah menjadi mesin uang menjanjikan di Indonesia. Industri yang sudah mulai mapan ini mulai menggandeng industri buku yang dari dulu terseok-seok, terutama untuk jenis buku sastra yang biasanya tiap judul hanya tersisa satu-dua di rak toko buku. Kalau dari novel sudah ada beberapa judul yang filmya sukses. Sebut saja Ayat-ayat Cinta (2008) dan Laskar Pelangi (2008)1. Kalau dalam kasus puisi, genggaman tangan film dan buku makin erat sejak film Ada Apa dengan Cinta (2002 dan 2016) . Film pertama berhasil membuat anak muda mengutip puisi dan membaca biografi Chairil Anwar. Film keduanya membuat buku Tidak Ada New York Hari Ini karya Aan Mansyur menjadi buk