Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Mental Penggemar

Gambar
Penggemar itu sama kaya cinta. Dua-duanya buta. Tidak semua, tapi seringnya begitu. Saya penggemar Adam Levine dan suka sebal kalau ada yang bilang dia gay. Padahal nggak ngaruh juga kan orientasi seksnya dengan penampilan dan musiknya. Namanya juga penggemar... Kalau sebutan gay itu dikatakan seseorang dengan nada negatif, ya pasti saya dengan butanya bilang "Nggak kaleee... dia gak gay!" Padahal, kalau saya mau sedikit membuka mata, kelihatan kok ciri-ciri gay di Mr. Levine ini. Mungkin yang bikin saya kesal bukan dia gay atau tidak, tapi intonasi negatif yang mengikuti tuduhan gay itu. Hal yang sama terjadi di dunia kesehatan. Sekarang banyak dokter yang menjadi selebriti. Seminarnya bagaikan konser yang dihadiri beramai-ramai. Twitternya dibanjiri follower yang bertanya ini-itu. Saking butanya, mereka sampai lupa, dokter ini spesialisasinya apa. Ada yang bertanya masalah kehamilan ke dokter anak; menanyakan pola makan ke psikolog; dan pertanyaan-pertanyaan bodoh lain. D

Orang Kaya Itu Tidak Ada

Gambar
(muat ulang dari blog yang harusnya cuma buat senang-senang dan iseng-iseng ini . setelah dipikir-pikir, sepertinya lebih cocok masuk ke sini hehehe...) Bagi saya, orang kaya itu tidak ada. Kesimpulan ini saya ambil setelah dua orang teman lama saya meminjam uang yang kurang lebih jumlahnya sama. Keduanya terpaksa saya tolak. Bukan karena tidak ada tabungan yang bisa dipinjamkan, tapi lebih karena masalah kepercayaan. Saya tidak bisa percaya mereka akan mengembalikan karena keduanya tidak pernah mengontak saya berbulan-bulan. Sekali-kalinya ada komunikasi, ya mereka ingin pinjam uang. Oke, itu belum menjelaskan kenapa saya mengambil kesimpulan kalau tidak ada orang kaya. Jadi begini, dua orang teman itu yang satu profesinya ibu rumah tangga satu anak yang kadang menjual masakannya dan tiap hari membantu operasional sebuah rumah ibadah. Suaminya bekerja di bengkel dan baru-baru ini kehilangan pekerjaan. Saya tidak tahu apakah kemudian suaminya sudah bekerja lagi atau belum. Satu t

Makan Cerdas

Gambar
Makan sehat atau makan cerdas, mana yang lebih enak dilakukan? Kesibukan, tuntutan sosial, dan keterbatasan fasilitas kadang membuat kita sulit makan sehat. Kalau begitu pilihannya adalah makan cerdas. Usahakan 2x makan sehat atau masakan rumah. Sekitar 50% makanan yang masuk sebaiknya sehat. Jangan diet kalau tidak yakin maunya apa: turun berat atau menghindari penyakit? Tiap diet beda fungsinya. Keputusan makan atau tidak ditentukan oleh perut, bukan mata atau otak. Dengarkan perut, kalau lapar makan, kalau tidak lapar jangan makan. Jangan mendengarkan mata yang bilang makanan itu enak, atau piring belum bersih, kalau sudah kenyang ya berenti. Jangan mendengarkan otak yang bilang jangan makan karena kemarin sudah makan banyak, kalau lapar ya makan. Asah kemampuan mengenali lapar perut. Kalau mendengarkan perut, berat badan lebih mudah dikontrol. Makanan bukan hadiah, makanan adalah obat lapar. Bukan pula obat kedinginan, kepanasan, atau obat stres. (hasil rajin nguping

Kenapa Binge Eating dan Bagaimana Mengatasinya?

Gambar
Binge Eating Disorder atau BED umum menyerang perempuan dan laki-laki di usia produktif. Efeknya pun cukup fatal untuk kesehatan karena membuat kita sulit mengontrol agar berat badan tidak terus naik. Ancaman penyakit akibat obesitas pun terus mengincar. Bagaimana sebenarnya seseorang bisa menderita BED? Apakah karena gangguan di otak atau karena masalah psikis? Apakah faktor sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan juga memengaruhi seseorang menjadi BED? Tara de Thouars, BA, M.Psi, Psikolog dari klinik lightHOUSE, Jakarta menjelaskan. BED menurut Psikolog Tara, bisa dikarenakan gangguan otak dan psikis. “Kedua hal tersebut memegang peran penting. Akan tetapi faktor psikis akan memperparah ataupun memicu terjadinya BED,” ujarnya. Ia mencontohkan faktor psikologis antara lain akibat adanya karakter impulsif, kontrol diri yang rendah, obsesif terhadap makanan dan penampilan, serta rentan akan stres. Faktor sosial budaya yang memengaruhi BED antara lain: Citra

Apakah Anda Mengalami Binge Eating Disorder?

Gambar
Apakah Anda tidak mampu berhenti makan? Apakah Anda berdiet dan sering gagal lalu diikuti rasa bersalah yang berlebihan? Apakah porsi makan Anda sangat berlebihan? Apakah porsi makan berlebihan itu membuat Anda malu dan sering makan diam-diam saat tidak ada orang? Apakah Anda sering kekeyangan dan tidak bisa merasakan lapar? Jika banyak jawaban iya dari pertanyaan di atas, bisa jadi Anda terkena Binge Eating Disorder atau BED. Orang dengan gangguan BED mengalami beberapa episode makan berlebih yang cukup sering. Seperti orang dengan Bulimia, pada episode ini mereka akan kehilangan kontrol diri, lalu menyesal dan malu setelahnya. “Perilaku ini menjadi lingkaran setan karena semakin mereka menyesali episode binge , semakin banyak pula makanan yang dikonsumsi di episode berikutnya. Karena orang dengan binge eating disorder tidak purge, puasa, atau berolahraga setelah makan berlebihan, mereka cenderung kelebihan berat badan atau obesitas," ujar Tara de Thouars, BA,

Pria dan Binge Eating Disorder

Gambar
Tidak seperti gangguan makan Anorexia dan Bulimia, Binge Eating Disorder (BED) umum ditemukan pada laki-laki dan perempuan. Orang dewasa juga cenderung lebih banyak mengalami gangguan makan ini dibandingkan dengan anak muda atau remaja. Mengapa demikian , Tara de Thouars, BA, M.Psi, Psikolog dari klinik lightHOUSE memberikan penjelasan menyeluruh tentang gangguan makan BED ini. Seiring perkembangan zaman, menurut Tara, tidak hanya   kaum perempuan saja yang peduli dengan berat badan dan juga penampilan. " Laki-laki belakangan mulai memiliki kepedulian terhadap tubuh. Media seperti iklan, film, dll. adalah salah satu yang mendukung perubahan ini. Karena tingkat kepedulian perempuan dan laki-laki sama-sama besar terhadap tubuh dan penampilan, maka persentase laki-laki dan perempuan semakin meningkat terkait dengan BED ," ujar Tara. Yang membedakan dari Anorexia dan Bulimia yang cenderung lebih banyak dialami oleh kaum perempuan menurut Tara, adalah t

sekali lagi tentang perkosaan

Gambar
Hari ini koran nasional yang katanya terbesar di Indonesia menyoroti kasus kekerasan sebagai tajuk utama di halaman pertama. Otomatis saat membicarakan kasus kekerasan, perkosaan termasuk di dalamnya. Tadinya saya senang melihat pilihan tajuk utama itu, tapi tidak lama senangnya langsung berubah jadi sebal. Sebal karena ternyata koran terbesar tersebut masih belum menunjukkan pemahaman yang menyeluruh tentang cara menulis berita tentang kekerasan seksual yang berpihak pada korban. Padahal, sebagai berita utama di halaman pertama, seharusnya berita itu sudah melewati banyak mata yang dimiliki oleh otak-otak yang berpendidikan dan berpengalaman tidak sedikit di dunia media. Dunia media yang, semakin saya yakini, masih dimonopoli oleh manusia patriarki dengan pemahaman minim akan konsep kesetaraan gender. Oke, saya bukan lagi wartawan. Saya juga hanya punya pengalaman sembilan tahun bekerja sebagai wartawan, penulis, dan editor di industri media. Mungkin pengalaman-pengalaman tersebut