Ada Satu Pertanyaan Penting



Belakangan sedang ramai dibicarakan tentang kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan di sekolah internasional ternama di Jakarta terhadap seorang siswa taman kanak-kanan. Banyak teman-teman sesama ibu mengaku menangis, panik, marah, dan terang-terangan mencaci maki pelakunya.

Saya? Saya hanya membaca dan mengikuti terus beritanya tanpa menampilkan tautannya di sosial media sambil mengutarakan pendapat saya. Mungkin berita ini tidak terlalu memiliki kedekatan personal dengan saya? Tidak juga, karena saya memiliki seorang anak laki-laki yang sebentar lagi masuk taman kanak-kanak. Tentu saya khawatir seperti ibu-ibu lain.

Saya hanya tidak percaya dengan berita yang ditulis di media. Bukannya saya tidak percaya itu terjadi. Saya sangat percaya. Saking percayanya saya tahu benar kalau kasus pelecehan semacam ini sudah sering terjadi, tapi banyak orang tua yang tidak tahu.

Sampailah saya pada satu pertanyaan penting yang belum bisa saya jawab. Bisakah kita, sebagai orang tua, mengetahui kalau anak-anak itu sudah mengalami kekerasan dan pelecehan seksual? Semua orang tua ingin menjawab dengan lantang "Bisa!"

Benarkah? Bagaimana kalau tidak ada luka fisik? Tidak ada jejak penyakit kelamin seperti dalam kasus yang membukan tulisan ini? Bagaimana kalau tidak ada perubahan sikap anak yang tampak? Bagaimana kalau semua orang di sekitar kita menutupinya? Bisakah kita tetap tahu.

Lalu jawabannya pasti: berikan pengetahuan tentang cara menjaga diri; ajari cara melindungi alat kelamin supaya tidak disentuh sembarangan oleh siapa pun; dampingi anak dan jangan biarkan mereka lepas dari pengawasan kita. Benarkah itu bisa menjamin?

Siapa sih yang menyangka sekolah internasional mahal bisa sebegitu lemah pengawasannya? Siapa sih yang bisa mengira om, tante, pengasuh anak, sopir, atau mungkin pasangan kita sendiri, orang tua anak itu juga, akan melakukan kekerasan seksual? Jangan lupa, dalam kasus kekerasan dan pelecehan seksual, paling banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat anak tersebut. Orang-orang yang kita percaya, yang kita pandang dengan hormat.

Akhirnya ya kita tidak akan pernah tahu bukan? Bisa saja kita berhasil menjaga anak itu dari bayi hingga remaja sehingga terhindar dari ancaman pelecehan. Setelah itu? Saat mereka cukup umur untuk mengambil keputusan, saat mereka dewasa, apakah kemungkinan mengalami pelecehan tidak ada lagi? Masih ada kan?

Tentunya kita akan terus berusaha melindungi anak-anak itu. Kita akan memberikan bekal pengetahuan seksual, tentang seks yang membutuhkan persetujuan kedua belah pihak sebelum dilakukan, tentang apa saja bentuk pelecehan itu, apa itu kekerasan seksual, dsb. Kita pun tidak bisa terus was-was dan menularkan ketakutan pada anak-anak itu. Karena ketakutan hanya akan menghambat pembelajaran hidup mereka.

Sekali lagi, baca baik-baik semua berita di media massa. Jangan percaya satu sumber. Coba amati yang tersirat, bukan hanya yang tersurat. Ada banyak cerita di balik sebuah berita. Ada banyak pertanyaan yang akan muncul jika kita kritis. Pertanyaan yang kadang tidak bisa kita temukan jawabannya. Seperti pertanyaan penting satu ini: Apakah kita akan selalu tahu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Joko Pinurbo dan Makna Rumah dalam Personifikasi Kulkas, Ranjang dan Celana

Rahim dan Kepahitan Perempuan dalam Patiwangi Karya Oka Rusmini

Puisi-puisi Norman Erikson Pasaribu dan Pentingnya Keragaman dalam Sastra Indonesia